Urutannya putra dan putri Nabi Muhammad dilihat dari kelahiran
Sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam karya Imam Nawawi, Penerbit Pustaka Ibnu Umar
Ditulis oleh: Ruwaifi Tuasikal
Dikoreksi oleh: Muhammad Abduh Tuasikal
Catatan 26 Agustus 2020
Lulusan S-1 Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan S-2 Polymer Engineering (Chemical Engineering) King Saud University, Riyadh, Saudi Arabia. Guru dan Masyaikh yang pernah diambil ilmunya: Syaikh Shalih Al-Fauzan, Syaikh Sa'ad Asy-Syatsri dan Syaikh Shalih Al-'Ushaimi. Sekarang menjadi Pimpinan Pesantren Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul.
Selain berperan sebagai utusan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW juga memiliki peran sebagai ayah. Beliau memiliki putra dan putri yang dilahirkan dari Sayyidah Khadijah dan Mariyah Al-Qibthiyah.
Nabi Muhammad SAW diketahui memiliki tujuh anak. Dari jumlah tersebut, enam anak dilahirkan oleh Sayyidah Khadijah binti Khuwailid, sementara satu anak lainnya lahir dari Mariyah Al-Qibthiyah.
Putra-Putri Nabi Muhammad
Dikutip dari buku Hidup bersama Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam karya Daeng Naja, berikut putra-putri Nabi Muhammad SAW:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Qasim lahir di Makkah sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi nabi. Kelahiran Qasim ini membuat Nabi Muhammad SAW dijuluki Abu Qasim atau 'Bapaknya Qasim'. Namun, Qasim meninggal pada usia 2 tahun.
Anak kedua Rasulullah SAW adalah Sayyidah Zainab binti Muhammad. Putri Rasulullah SAW ini dinikahkan dengan sahabat Abu Al Ash bin Ar Rabi, yang kemudian dikaruniai dua anak bernama Ali dan Umamah.
Abu Al Ash bin Ar Rabi mengucap dua kalimat syahadat dan mengikuti agama istri dan mertuanya dan pindah ke Madinah. Sayyidah Zainab kemudian meninggal dunia pada 8 Hijriah meninggalkan suami dan anaknya.
Nabi Muhammad SAW kemudian dikaruniai anak ketiga, yaitu Sayyidah Ruqayyah binti Muhammad. Sayyidah Ruqayyah dinikahkan dengan sahabatnya, Utsman bin Affan, dan dari pernikahan tersebut lahirlah seorang putra bernama Abdullah.
Ketika tinggal di Madinah, mereka menghadapi ujian dengan wafatnya putra tunggal mereka pada usia 6 tahun. Tidak lama kemudian, Sayyidah Ruqayyah sakit dan dikabarkan meninggal dunia ketika Rasulullah SAW sedang berada di medan Perang Badar.
Anak keempat Nabi Muhammad SAW adalah Ummu Kultsum. Ummu Kultsum menikah dengan Utbah bin Abu Lahab, namun Utbah menceraikannya sebelum mereka sempat hidup bersama.
Setelah itu, Ummu Kultsum menikah dengan Utsman bin Affan setelah istri Utsman, Ruqayyah, meninggal dunia. Ummu Kultsum, putri keempat Rasulullah SAW dari Siti Khadijah, meninggal pada 9 Hijriah.
Putri Nabi Muhammad SAW yang paling terkenal dan sering kita dengar dalam berbagai riwayat adalah Sayyidah Fatimah Az Zahra. Sayyidah Fatimah adalah anak kelima Nabi Muhammad SAW dan putri yang sangat beliau cintai. Ia lahir lima tahun sebelum Rasulullah SAW menerima wahyu pertama.
Sayyidah Fatimah kemudian dinikahkan dengan Ali bin Abi Thalib RA, dan dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai lima orang cucu untuk Rasulullah SAW, yaitu Hasan, Husein, Zainab, Ummu Kultsum, dan Muhassin.
Putra terakhir Nabi Muhammad SAW dari Siti Khadijah adalah Abdullah. Abdullah lahir setelah Nabi Muhammad SAW diangkat sebagai rasul, dia lahir di masa permulaan Islam setelah turunnya wahyu. Namun, Abdullah meninggal di Kota Makkah ketika dia masuk kanak-kanak
Nabi Muhammad SAW juga memiliki putra dari istrinya, Mariyah Al Qibthiyah. Keturunan beliau yang juga menjadi putra bungsunya ini bernama Ibrahim.
Ibrahim lahir pada 8 Hijriah di Madinah. Sayangnya, Ibrahim meninggal dunia ketika usianya baru mencapai 17 atau 18 bulan. Dia wafat pada 10 Hijriah. Rasulullah SAW pun sangat bersedih dengan kepergiannya.
Putra-putra Nabi Muhammad
• Lahir sebelum kenabian
• Meninggal pada usia 2 Tahun
• Ibunya adalah Khadijah
2. Abdullah ( Ath-Thayyib/ Ath-Thahir)
• Lahir setelah kenabian
• Ibunya adalah Khadijah
• Lahir pada tahun 8 H di Madinah
• Meninggal dunia pada tahun 10 H (Umur: 17 atau 18 bulan )
• Ibunya adalah Mariah Al-Qibthiyyah (hamba sahaya milik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dihadiahkan oleh Muqauqis, penguasa Iskandaria kepada Rasulullah).
Kumpulan Ayat Alquran tentang Maulid Nabi, Lengkap dengan Penjelasannya
Dilansir dari Buku Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kelas III MI, Nabi Muhammad SAW menikah dengan Sayyidah Khadijah radhiyallahu'anha yang pada waktu itu berumur 40 tahun. Sedangkan Nabi Muhammad SAW berusia 25 tahun.
Dalam perkawinannya, Nabi dianugerahi 6 putra-putri yaitu Qāsim, Abdullāh, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kulṡum dan Fāṭimah. Semua anak laki-laki Nabi wafat waktu masih kecil dan anak perempuannya yang masih hidup sampai Nabi wafat adalah Faṭimah.
Putri-putri Nabi Muhammad
Menikah dengan Abul ‘Ash
Menikah dengan Utsman
Menikah dengan Utsman
Utsman disebut Dzun Nuroin (pemilik dua cahaya) karena menikahi dua putri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tujuh anak ini dilahirkan oleh Khadijah kecuali Ibrahim. Tujuh anak ini juga meninggal dunia ketika Nabi Muhammad masih hidup kecuali Fathimah. Fathimah meninggal dunia enam bulan setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat.
Peran Nabi Muhammad sebagai Ayah
Dikutip dari buku Jangan Sakiti Rasulullah Al-Mustafa karya H. Miftahur Rahman, Nabi Muhammad SAW menunjukkan perannya sebagai ayah untuk melindungi anaknya.
Nabi SAW memberikan contoh penghargaan kepada anak perempuannya, ketika memperlakukan Sayyidah Fatimah. Nabi SAW memanggilnya dengan sebutan "Ummu Abiha" (ibu dari bapaknya), sebagai penghormatan atas kebaktian Sayyidah Fatimah dalam berkhidmat pada ayahnya.
Jika Sayyidah Fatimah datang, Nabi SAW segera berdiri. Ia menjemput Fatimah, mengambil tangannya, dan menciumnya. (HR Tirmidzi, Sunan Abu Daud). "Fathimah belahan nyawaku. Siapa yang membuatnya marah, ia membuatku marah. Siapa yang menyakitinya, ia menyakitiku." Begitulah perkataannya di hadapan para sahabat ketika berada dalam majelis. Betapa beliau memuliakan dan sangat menyayangi anaknya.
Sebagai orang tua, mestinya memahami bahwa setiap hal yang dilakukan orang tua untuk anak-anaknya adalah penuh makna, mencerminkan kasih sayang yang mendalam dalam hati ibu dan ayah. Kasih sayang ini perlu ditunjukkan secara nyata dan dirasakan oleh anak melalui berbagai cara dari waktu ke waktu.
Rasulullah SAW juga memberikan teladan terbaik dalam mencintai putra-putrinya dan keluarganya. Beliau menunjukkan sikap sebagai seorang ayah yang lembut, penuh cinta, kasih sayang, dan belas kasih.
Rasulullah SAW tidak hanya menolong dan memperhatikan anak-anaknya, tetapi juga menjaga mereka dengan penuh perhatian. Kecintaan beliau yang mendalam ini seringkali membuat orang lain terkesan dan penasaran.
'Aisyah Ummul Mukminin RA berkata, "Ada orang Arab yang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, 'Sesungguhnya anda mencium anak-anak Anda padahal kami tidak pernah menciumi mereka?' Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Apa yang dapat aku perbuat jika Allah telah mencabut kasih sayang di hatimu'?"
Dan diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW mencium Hasan bin Ali, sedangkan di sisinya ada al-Aqra' bin Hajis at-Tamimi. Maka berkatalah al-Aqra',
"Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak namun belum pernah aku mencium salah seorang di antara mereka." Maka Rasulullah SAW mengarahkan pandangannya kepadanya seraya bersabda, "Barang siapa yang tidak menyayang maka tidak akan disayang."
Riwayat ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah contoh utama seorang ayah yang penuh kasih sayang, yang secara aktif menunjukkan cinta dan perhatian kepada anak-anaknya.
JAKARTA, iNews.id - Nama putra putri Nabi Muhammad SAW harus muslim ketahui sebagai salah satu bentuk kecintaan kepada Rasulullah dan keluarganya. Momentum Maulid Nabi SAW ini merupakan waktu yang tepat untuk menambah kecintaan kepada Nabi SAW dan keluarganya.
Nabi Muhammad SAW dikarunia 7 anak terdiri atas 3 putra dan 4 putri. Semua putra dan putri Nabi SAW merupakan hasil pernikahannya dengan Sayyidah Khadijah radhiyallahuanha, kecuali Sayyidina Ibrahim radhiyallahuanhu yang terlahir dari Sayyidah Mariyah Al Qibtiyah.
Hukum Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Dalilnya, Begini Menurut Ulama
Dalam Kitab Nur al-Mubin fi Mahabbati Sayyidi al-Mursalin karya Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari sebagaimana dilansir dari laman ponpes tebuireng, semua putra-putri Nabi SAW telah wafat sebelum intiqal (wafatnya) Nabi SAW. Kecuali Sayyidah Fathimah yang masih hidup selama enam bulan, setelah intiqalnya Nabi SAW. Berikut penjelasan singkat mengenai putra-putri Nabi SAW dilansir dari laman NU Online.
Nama Istri Nabi Muhammad SAW, Patut untuk Diketahui!
Putri Nabi Muhammad SAW berikutnya yakni Sayyidah Zainab. Dia adalah putri tertua Nabi yang lahir pada tahun ke-30 dari kelahiran Nabi Muhammad. Dia menikah dengan Abu al-Ash bin ar-Rabi.
Dari pernikahannya itu lahir seorang anak laki-laki yang diberi nama Ali (meninggal saat usia remaja) dan Umamah—yang nanti dinikahi Sayyidina Ali bin Abi Thalib setelah Sayyidah Fathimah wafat. Zainab wafat pada 8 H.
Putri Nabi Muhammad SAW ketiga yakni Sayyidah Ruqayyah. Dia lahir pada tahun ke-33 dari kelahiran Nabi Muhammad. Ruqayyah dinikahi oleh Ustman bin Affan. Dia tidak memiliki suami lagi selain Utsman.
Dari Utsman, dia memiliki seorang anak bernama Abdullah—yang meninggal di usia empat tahun. Tercatat, dia ikut hijrah sebanyak dua kali. Ruqayyah wafat ketika ketika Nabi berada di dalam Perang Badar—riwayat lain tiga hari setelah Perang Badar.
“Indeed, those who have believed and done righteous deeds – their Lord will guide them because of their faith. Beneath them rivers will flow in the Gardens of Pleasure. Their call therein will be, ‘Exalted are You, O Allah,’ and their greeting therein will be, ‘Peace.’ And the last of their call will be, ‘Praise to Allah, Lord of the worlds!’” (From The Holy Quran)
Nabi Muhammad adalah sosok suci dan mulia namun tetap memiliki dimensi kemanusiaan atau disebut 'aradh basyariyah yang menjadi sifat jaiz bagi para utusan Allah. Di antara sisi kemanusiaan dalam diri Nabi Muhammad itu adalah menikah dan mempunyai keturunan.
Nabi Muhammad pertama kali menikah dengan Sayyidah Khadijah binti Khuwailid. Pernikahannya tersebut tentu dihiasi dengan berbagai kebahagiaan, di antaranya adalah dengan hadirnya 6 putra-putri yang menjadi keturunannya. Setelah Khadijah Wafat, Nabi Muhammad menikah dan mempunyai beberapa istri, salah satunya adalah Mariyah Al-Qibthiyah yang melahirkan seorang putra sehingga secara keseluruhan Nabi Muhammad mempunyai 7 orang putra-putri.
Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari dalam kitab Nurul Mubin Fi Mahabbati Sayyidil Mursalin (Jombang, Pesantren Tebu Ireng: t.t), halaman 37-39 memberikan ulasan terkait keturunan Rasulullah dalam satu bab khusus, yaitu Fashlun: Fi Auladihi ‘Alaihis Shalatu was Salam. Adapun putra-putri Rasulullah, sebagaimana dibahas dalam kitab tersebut adalah sebagai berikut:
Putra pertama hasil pernikahan Nabi Muhammad dengan Khadijah adalah Al-Qasim. Atas dasar inilah Nabi Muhammad punya gelar Abul Qasim yang dinisbatkan pada putra pertamanya itu. Al-Qasim lahir sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul dan wafat ketika berusia 2 tahun.
Zainab adalah putri Nabi Muhammad yang lahir beberapa tahun setelah Al-Qasim. Ia lahir ketika Nabi Muhammad berusia 30 tahun dan pernah terlibat dalam perjuangan Rasulullah di awal dakwahnya dalam menyebarkan Islam.
Zainab juga ikut berhijrah ke Madinah dan wafat pada tahun ke-8 hijriyah di samping suaminya yang juga putra bibinya, yaitu Abul ‘Ash Laqith bin Rabi‘. Sebelumnya, Zainab hijrah terlebih dahulu karena suaminya saat itu masih menjadi seorang musyrik. Baru ketika Laqith bin Rabi‘ masuk Islam, Rasulullah mengembalikan Zainab kepadanya.
Pendapat lain mengatakan, Zainab menjalani rumah tangga kembali dengan Laqith bin Rabi’ dengan akad nikah baru. Dari pernikahan Zainab ini Rasulullah diberikan seorang cucu yang bernama Ali namun meninggal saat masih kecil. Beberapa waktu kemudian Zainab juga melahirkan Umamah yang ketika sudah dewasa dinikahi oleh Ali bin Abi Thalib setelah wafatnya Fatimah.
Ruqayah lahir saat Rasulullah berusia 33 tahun. Ia tumbuh dengan cantik dan menarik hingga setelah dewasa kemudian dinikahi oleh Utsman bin Affan. Ia juga menjadi wanita yang melakukan hijrah dua kali, yaitu ke Habasyah dan Madinah.
Ruqayah meninggal saat perang Badar berlangsung dan Rasulullah berada di medan pertempuran tersebut. Setelah Ruqayah wafat, Utsman bin Affan hendak meminang Hafshah binti Umar bin Khattab namun kemudian Utsman dinikahkan oleh Rasulullah dengan putrinya, Ummu Kultsum. Sementara Hafshah dinikahi oleh Rasulullah.
Ummu Kultsum adalah putri Rasulullah yang ketika telah dewasa dinikahkan dengan Utsman bin Affan, atas dasar inilah Utsman mendapat gelar Dzun Nurain (memiliki 2 cahaya) karena menikahi 2 putri Rasulullah, yaitu Ruqayah dan Ummu Kultsum.
Prosesi pernikahan Ummu Kultsum dengan Utsman berlangsung pada tahun ke-3 Hijriyah. Enam tahun kemudian, tepatnya pada tahun ke-9 Hijriyah Ummu Kultsum wafat. Saat Ummu Kultsum dimakamkan, Rasulullah merasakan kesedihan yang cukup mendalam hingga meneteskan air mata.
Fatimah lahir lima tahun sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul, pendapat lain mengatakan ia lahir setahun setelah kenabian. Nama Fatimah berasal dari kata fathama yang artinya menyapih, diberi nama demikian karena di hari kiamat nanti Allah akan ‘menyapih’ Fatimah dari api neraka.
Wanita mulia ini juga diberi nama Al-Batul karena keutamaannya, agamanya, dan derajatnya ada di atas wanita lain. Pendapat lain mengatakan, julukan itu diberikan karena Fatimah terputus dari hal-hal duniawi, semua yang ia lakukan hanya untuk Allah.
Nabi Muhammad menikahkan Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib pada tahun ke-2 Hijriyah atas perintah Allah melalui wahyu-Nya. Pada malam Selasa, tanggal 3 Ramadhan 11 Hijriyah, putri kesayangan Nabi Muhammad ini melahirkan Hasan. Tidak lama kemudian ia juga melahirkan Husein dan terakhir Muhsin yang meninggal ketika masih kecil. Fatimah wafat enam bulan setelah wafatnya Rasulullah.
Nabi Muhammad tidak memiliki keturunan selain dari Fatimah melalui jalur Hasan dan Husain. Dari sinilah kemudian keturunan baginda Nabi tersebar ke berbagai belahan dunia.
Fatimah mempunyai adik bernama Abdullah yang lahir di masa Islam. Abdullah dilahirkan di Makkah dan wafat saat masih kecil. Ia juga disebut dengan nama At-Thayyib dan At-Thahir karena lahir di masa kenabian.
Saat di Madinah Nabi Muhammad menikah dengan Mariyah Al-Qibthiyah, dari pernikahannya tersebut lahir putra terakhir Nabi Muhammad yang diberi nama Ibrahim. Ia lahir pada bulan Dzulhijjah tahun 8 Hijriyah, sekitar 17 atau 18 bulan kemudian, tepatnya di tahun ke 10 Hijriyah, Ibrahim wafat. Rasulullah pun menshalatinya dan memakamkannya di Baqi.
Itulah 7 putra-putri Nabi Muhammad yang perlu diketahui oleh umat Islam. Dari keterangan ini dapat diketahui bahwa selain Fatimah, semua putra-putri yang mulia tersebut wafat sebelum wafatnya Rasulullah. Selain itu, Fatimah juga menjadi muara silsilah semua keturunan Rasulullah yang saat ini tersebar di berbagai belahan dunia. Wallahu a‘lam.
Negeri Palestina mendapatkan julukan negeri para nabi karena banyaknya utusan Allah SWT yang diutus di sana. Tapi ada juga nabi-nabi yang memang berasal dan lahir di sana. Siapa saja nabi-nabi yang lahir di Palestina itu?
Palestina adalah tempat yang sangat penting bagi umat Islam. Keberadaannya begitu penting karena terdapat masjid suci yakni Masjidil Aqsa yang apabila salat di dalamnya akan mendapat pahala seperti salat 500 kali.
Diambil dari arsip detikHikmah, pahala salat di Masjidil Aqsa, Palestina setara dengan 500 kali salat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
صَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ مِائَةُ أَلْفِ صَلَاةٍ، وَصَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي أَلْفُ صَلاةٍ، وَفِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ خَمْسُمِائَةٍ صَلَاةٌ
Artinya: "Melaksanakan sholat di Masjidil Haram (pahalanya) sebanding dengan 100.000 kali sholat (di masjid yang lain), sholat di masjidku (Masjid Nabawi) pahalanya sebanding dengan 1.000 kali sholat (di masjid yang lain), sedang sholat di Baitul Maqdis (Masjidil Aqsa) pahalanya sebanding dengan 500 kali sholat (di masjid yang lain)." (HR Bazar, Ibnu Khuzaimah, & Thabrani dari Jabir bin Abdullah)
Selain itu, Allah SWT juga mengutus banyak sekali nabi di negara ini. Bahkan sebagian merupakan asli orang Palestina atau lahir di Palestina. Lalu, siapakah nabi-nabi yang lahir di Palestina tersebut? Berikut selengkapnya.
Nabi-Nabi yang Lahir di Palestina
Nabi yang lahir di Palestina yang pertama adalah Nabi Daud AS. Hal ini sebagaimana diceritakan dalam buku Tafsir Qashashi Jilid III: Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Yunus AS, Nabi Ayyub AS, Nabi Syu'aib AS, Nabi Zakariya AS, Nabi Yahya AS, dan Nabi Isa AS karya Syofyan Hadi.
Nabi Daud AS dilahirkan dan dibesarkan di Palestina. Nama lengkapnya adalah Daud bin Yisya bin Uwaibid. Ia merupakan keturunan ke-13 dari Nabi Ibrahim AS dan memiliki 12 orang saudara.
Nabi Daud AS terkenal dengan keberhasilannya mengalahkan Raja Jalut yang terkenal sangat kuat dan kejam. Walaupun usianya saat itu masih muda dan yang dihadapi adalah manusia kuat dan bengis, namun Nabi Daud AS mampu mengalahkan Raja Jalut dan membunuhnya.
Nabi yang lahir di Palestina yang kedua adalah Nabi Ismail AS. Mengutip dari buku Ibrahim: Bapak Para Nabi dan Kekasih Allah karya Ali Muhammad Ash-Shallabi, putra Nabi Ibrahim AS ini lahir di Palestina pada tahun 1794 SM.
Nabi Ismail AS dilahirkan di wilayah Bi'ru Sab' saat Nabi Ibrahim AS sudah berusia sangat lanjut, yaitu menginjak umurnya yang ke-86 tahun. Dengan demikian, Nabi Ismail AS adalah putra pertama Nabi Ibrahim AS dari istrinya yang bernama Hajar.
Saat itu, Nabi Ibrahim AS yang sudah puluhan tahun pindah ke Palestina, namun ia belum juga dikaruniai keturunan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, ia berdoa kepada Allah SWT dengan berkata,
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّلِحِينَ * فَبَشَّرْنَهُ بِغُلَمٍ حَلِيمٍ )
"(Ibrahim berdoa), 'Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh." Maka, Kami memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak (Ismail) yang sangat santun." (Ash-Shaffat https://www.detik.com/hikmah/quran-online/as-saffat/3789 : 100-101).
Pada urutan keempat, salah satu dari nabi-nabi yang lahir di Palestina adalah Nabi Yunus AS. Beliau memiliki nama lengkap Yunus bin Matta.
Dinukil dari buku Tafsir Al-Lubab Jilid 1: Makna, Tujuan, & Pelajaran dari Surah-Surah Al-Qur'an karya Quraish Shihab, Nabi Yunus AS dilahirkan di Gats Aifar, Palestina.
Beliau diutus oleh Allah SWT menjadi seorang nabi pada tahun kedelapan sebelum masehi. Di akhir hidupnya pun juga ia habiskan di Palestina. Di mana tepatnya, Nabi Yunus AS dimakankan di desa Jaljun yang terletak di antara Quds (Yerusalem) di Palestina dan Al-Khalil di tepi barat laut mati.
Quraish Shihab di bukunya yang lain yang berjudul Al-Qur'an & Maknanya, menyebutkan Nabi Yunus AS pernah ditolak oleh kaumnya ketika berdakwah. Akhirnya ia menuju ke Yafa satu pelabuhan di Palestina, dan melaut menuju tempat yang dinamai Tarsus (kota di barat Palestina).
Kisahnya yang terkenal adalah ketika Nabi Yunus AS diturunkan di tengah laut dan ditelan oleh ikan besar. Namun berkat pertolongan Allah SWT, beliau bisa selamat dan kembali kepada kaumnya tersebut.
Siapa yang tidak kenal dengan Nabi Isa AS? Benar, Nabi Isa AS adalah salah satu nabi yang lahir di Palestina.
Disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam bukunya yang berjudul Qashashul Anbiya, Nabi Isa AS, dilahirkan di Betlehem (Baitul Lahm), di dekat Baitul Maqdis, Palestina. Ia lahir dari seorang ibu yang bernama Maryam dan tanpa memiliki ayah.
Seperti yang diketahui, sebelum mengandung Nabi Isa AS, Maryam merupakan wanita yang salihah dan terjaga dari segala bentuk maksiat. Dirinya bahkan melakukan zuhud dengan selalu berada di Baitul Maqdis dan keluar hanya untuk keadaan yang mendesak.
Namun karena kekuasaan Allah SWT, maka Maryam bisa mengandung seorang bayi. Bahkan tanpa ada sentuhan laki-laki manapun. Dirinya suci dari segala tuduhan.
Untuk membersihkan fitnah-fitnah keji yang mengejar Maryam, maka Allah SWT beri Nabi Isa AS mukjizat pertamanya, yaitu bisa berbicara saat masih bayi.
Orang Israel telah banyak kali ditawan dan mereka mahu Tuhan melindungi mereka. Suatu hari di dalam bait suci, Tuhan memanggil seorang lelaki bernama Yesaya untuk mengajar orang ramai tentang kedatangan Yesus Kristus. Yesaya mengasihi orang ramai dan mengajar mereka tentang bagaimana Kristus dapat menyelamatkan mereka.
Yesaya pelajari bahawa Yesus Kristus akan datang pada suatu hari nanti untuk menyelamatkan umat-Nya daripada dosa. Tetapi tidak semua orang akan mengenali Dia sebagai Juruselamat mereka. Yesaya sangat sedih kerana dia tahu ramai orang tidak akan percaya kepada Yesus Kristus.
Yesaya 6:9–13; 7:14; 53:1–9
Tetapi Yesaya juga bernubuat tentang Kedatangan Kedua Yesus Kristus. Yesus Kristus akan kembali dan menjadi Raja seluruh bumi. Dia akan datang lagi dan memenuhi rancangan Bapa-Nya dengan membawa kebaikan dan kedamaian selamanya. Yesaya berkata semua orang akan tahu Yesus Kristus ialah Juruselamat mereka.
Yesaya 9:6–7; 54:1–10
Siapa saja putra putri Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam?